Suatu kali hati saya terisak sewaktu malam-malam sekitar jam 11.00 . Waktu itu saya dan kakak saya pergi untuk membeli sesuatu. Saya melihat anak kecil mungkin berumur 8 tahun jalan-jalan ke sendirian membawa tas ransel merah dan memegang mainan pedang-pedangan ditangan. Anak kecil itu memakai baju putih lusuh dan celana pendek. Saya heran dia berjalan-berjalan sendirian padahal sudah jam 23.00 WIB. Hal tersebut jelas membuat hati penasaraan. Mengapa anak itu berjalan-jalan sendiri ditengah malam yang seharusnya anak-anak sudah tidur dengan nyaman bersama orangtua. Anak itu pun berjalan sepertitidak tahu arah dan tujuan. Yang ada di benak saya adalah orangtua mana yang tega dan membiarkan anak sekecil ini berjalan-jalan sendiri ditengah malam? Dan saya berpikir lagi atau mungkin anak ini adalah anak yang hidup dari keluarga yang memiliki ekonomi yang kurang? Rasanya sedih melihatnya. Saya rasanya ingin membawanya ke panti sosial atau ke lembaga sosial yang dapat mengurus dengan baik jika pun memang benar orangtua nya sengaja tidak memerduliaknnya. Tapi saya pun tak berdaya karena saya pun bingung dan takut mau membawanya kemana malam-malam seperti ini. Sampai dirumah pun pikiran saya terus ke anak itu. Sejauh mana anak itu akan berjalan? Kemanakah tujuan nya? Karena hal itu pun saya teringat tujuan awal mengambil jurusan psikologi di perguruan tinggi. Yang dulu ingin merawat anak-anak dan mengerti jiwa mereka sesungguhnya. Terutama anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang, kehidupan yang tidak layak, dan pendidikan yang minim. Anak-anak adalah pilar-pilar bangsa yang dapat meneruskan berdirinya suatu bangsa. Belum lagi anak-anak justru sering mendapatkan kekerasan dan perilaku yang keji dari orang dewasa yang tidak mempunyai hati. Mereka seperti kertas putih kosong atau tabula rasa.Tabula rasa berasal dari bahasa Latin, artinya kertas kosong. Tabula rasa merujuk pada teori yang menyatakan bahwa anak-anak terlahir tanpa isi, dengan kata lain kosong. Teori ini dipengaruhi oleh pemikiran John Locke, dari abad 17.
Karena itu anak-anak harusnya dijaga dan disayangi bagaimana pun kondisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar