PSIKOLOGI dan TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
Perkembangan
individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana
perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secarafisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhanfisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral.
Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien
apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara
menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan
individu peserta didik.
1. Perkembangan pada
masa kanak-kanak (early childhood) yaitu usia 2-6 tahun
Krisis yang terjadi adalah inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilt). Secara deskriptif, anak-anak menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik dan menjadi lebih tertarik dalam interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka belajar mencapai keseimbangan antara hasrat kebebasan dan tanggung jawab, belajar mengontrol impuls-impuls dan fantasi kekanak-kanakan. Jika orang tua memberi harapan,tetapi konsisten dalam disiplin, maka anak akan belajaar menerima kesalahan, dan tidak dihimggapi perasaan-negatif, seperti perasaan malu secara berlebihan. Sebaliknya, jika orang tua kurang memahami anak, maka akan berkembangan perasaan bersalah dan kurang percaya diri yang berujung pada kesalahan indepedensi.
Mempunyai ciri-ciri:
Krisis yang terjadi adalah inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilt). Secara deskriptif, anak-anak menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik dan menjadi lebih tertarik dalam interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka belajar mencapai keseimbangan antara hasrat kebebasan dan tanggung jawab, belajar mengontrol impuls-impuls dan fantasi kekanak-kanakan. Jika orang tua memberi harapan,tetapi konsisten dalam disiplin, maka anak akan belajaar menerima kesalahan, dan tidak dihimggapi perasaan-negatif, seperti perasaan malu secara berlebihan. Sebaliknya, jika orang tua kurang memahami anak, maka akan berkembangan perasaan bersalah dan kurang percaya diri yang berujung pada kesalahan indepedensi.
Mempunyai ciri-ciri:
·
Negatif
·
Masa Bermain:
-uncopice
-onlooker behaviour
-onlooker behaviour
-solitary depentent play
-parallel day
-associative play
-coorperative play
·
Masa Eksplorasi
·
Masa Meniru
·
Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget):
-Periode Pra-operasional
-Menggunakan simbol-simbol, seperti refleksi mental,
kata-kata, dan penampilan fisik
terhadap lingkungannya (objek dan peristiwa-peristiwa).
terhadap lingkungannya (objek dan peristiwa-peristiwa).
-Kemampuan berbahasa lebih meningkat.
-Transisi dari tahap intuitif ke tahap operasi
konkret ditandai oleh pencapaian satu atau
lebih
konservasi(konservasi berarti bahwa aspek-aspek kuantitatif dari objek
tidak
berubah kecuali kalau sesuatu ditambahkan atau dikurangkan daripadanya, meskipun
terjadi perubahan-perubahan dalam penampilannya.
berubah kecuali kalau sesuatu ditambahkan atau dikurangkan daripadanya, meskipun
terjadi perubahan-perubahan dalam penampilannya.
-Berpikir dipandu oleh aturan-aturan logika lebih
mmepercayai operasi-operasi.
-Cara berpikir bersifat egosentris
-Penalaran didominasi oleh Persepsi
-Pemecahan masalah lebih intuitif daripada logis.
·
Tingkat Perkembangan Moral (Kohlberg):
Prakonvensional
-Tahap 1: Orientasi Hukuman
-Tahap 2: Orientasi Ganjaran
2. Masa Kanak-kanak Akhir (elementary and middle
school years) yaitu usia 6-12 tahun
Krisi yang terjadi adalah kompetensi vs. Rendah diri
(competence vs inferiority). Secara deskriptif, sekolah atau belajar adalah
peristiwa penting. Anak belajar membuat keputusan, memperoleh
keterampilan-keterampilan untuk bidang-bidang pendidikan dan pekerjaan
tertentu, serta pengembangan potensi dasar.
Anak-anak , menunjukkan suatu era trasnsisi antara keluarga dengan teman
sebaya. Jika anak-anak memperoleh ransangan intelektual yang memaadai, maka
mereka menjadi lebih produktif, dan sukses dalam mengembangkan potensinya.
Sebaliknya, jika tidak memperoleh kepuasaan, maka mereka akan menunjukkan sikap
rendah diri.
Mempunyai ciri-ciri:
·
Periode Operasional Konkret
·
Pengaruh teman sebaya mulai dominan
·
Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget):
- Mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian
-Operasional Konkret
-Berpikir secara konkret
- Mampu mengklasifikasi jumlah dan berat
-Mampu mengatur secara serial
-Memahami konsep bilangan.
-Berkembangan azas dalam berpikir
-Mampu berkonservasi
-Logika penggolongan dan relasi
·
Tingkat Perkembangan Moral Konvensional
Tahap 3: Orientasi ”good boys/girls”
Tahap 4: Orientasi Otoritas tokoh yang disegani
3. Masa Remaja (Adolescense) yaitu usia 12-18 tahun
Krisis yang terjadi ialah identitas vs kebingunan peran
(identity vs role confusion). Secara deskriptif, remaja berfokus pada pertanyaan ”siapa saya”. Untuk
sukses menjawab pertanyaan ini, Erickson menyatakan remaja mesti bebas dari rasa
konflik dalam berbagai hal, adanya peluang untuk mengembangkan kepercayaan
diri, independensi, kompetensi, dan kontrol diri. Jika remaja bebas atau sukses
dalam mengatasi konflik yang mungkin terjadi, maka mereka akan sukses dalam
tahap ini dan memperoleh identitas diri yang kukuh, dan siap membuat perencanaaan
untuk masa depannya. Sebaliknya, jika gagal mengatasi konflik dan identitas diri, maka remaja akan tenggelam
dalam kebingunan, tidak mampu membuat pilihan dan keputusan, khususnya tentang
pekerjaan, orientasi seksual, dan peran
kehidupan secara keseluruhan.
Mempunyai ciri-ciri:
·
Perkembangan Fisik: Mengarah ke bentuk badan orang
dewasa
·
Perkembangan Seksual: Mulai aktifnya hormon seksual
·
Perkembangan Heteroseksual: Mulai tertarik dengan lawan jenis
·
Perkembangan Emosional: Emosional tak stabil,
berubah-ubah dan cenderung meledak-
ledak.
ledak.
·
Perkembangan Kognitif:
-Generalisasi pemikiran yang lengkap
-Berpikir proposional
-Kemampuan memecahkan masalah abstrak dan hipotesis
-Berkembangannya idealisme yang kuat
-Berpikir kombinasional
-Berpikir secara sistematis
-Mampu berpikir abstrak
-Mampu memecahkan masalah belajar yang bersifat abstrak secara
sistematis dan
generalis
-Dapat menerapkan pernyataan-pernyataan verbal dan logis
generalis
-Dapat menerapkan pernyataan-pernyataan verbal dan logis
·
Pola berpikir cenderung egosentris
·
Perkembangan Moral : Kebanyakan tingkat
konvensional
Tahap 5: Orientasi tingkat sosial
Tahap 6: Orientasi asas etis